Gue masih berharap kasus ini berakhir baik dan masing-masing pihak mengakui kesalahan masing-masing dan siap menanggung apa yang diperbuatnya. Buat yang ada disana dan mau memberikan kesaksian tertulisnya kirim aja ke email gue. Gue berharap ada anak sr yang mau memberikan kesaksiannya secara tertulis.
saksi 5 Difa
Pada malam hari tanggal 2 juli saya terbangun karena ada suara orang yang bernada tinggi diluar sekre PSIK ITB. ternyata di luar ada seorang pria yang sedang marah kepada saudara Ivan Sugiarto. seorang pria yang kini saya ketahui bernama tepu (entah nama sebanarnya atau bukan) meminta pertanggungjawaban Ivan terhadap apa yang ivan tuliskan di blognya tentang mural dan KMSR dan Himafi yang ditunggangi komunis. Ivan lalu meminta maaf dan mengakui bahwa dia salah menulis hal tersebut di blog. Ivan pun diminta ke KMSR untuk diminta pertanggungjawabannya.
Ivan dan Tepu kemudian meninggalkan sekre PSIK menuju ke KMSR lalu saya (difa), teja dan ridwan mengikutu mereka. Di jalan, saya menelepon Agung (Ganthar), Hari, dan Hanna untuk datang ke KMSR. sebelum saya sampai ke KMSR, saya melihat bob di kantin arsi dan ternyata sudah ada Ivan, Tepu, dan anak2 KMSR lainnya. di sana Ivan seperti di sidang terhadap apa yang ia tulis tentang KMSR dan Mural di blog. Mereka juga bertanya apakah Ivan masih menjabat sebagai ketua PSIK, lalu saya katakan bahwa tolong nama PSIK jangan dibawa-bawa di sini. dan ivan juga memperjelas dengan mengatakan bahwa ini adalah masalah personal dan ia menulis di blog tanpa persetujuan teman2 PSIK.
Agung lalu datang dengan membawa martabak dan menawarkannya ke anak2 yang ada di sana. keadaan semakin panas ketika panca datang dan mendengar cerita tentang ivan oleh anak2 KMSR (saya lupa siapa saja yang cerita kepada panca). Panca langsung emosi dan berkata dalam bahasa sunda bahwa ia panas dan mengatakan lebih baik diselesaikan di luar saja. semua semakin panas dan Darto (ketua KMSR) berusaha untuk menenangkan lagi. Karena kantin akan tutup, akhirnya kita semua pindah ke lapangan merah SR.
Di sana ivan dikerubungi oleh anak2 SR yang duduk di sekitar lapangan merah. Saya dan gantar berada di sekitar mereka untuk berjaga2 jika terjadi sesuatu pada IVan. tak lama kemudian Miing datang dengan celana pendek dan baju tak berlengan sambil senyam senyum. lalu tidak lama kemudian miing di belakang saya dan saya tawarkan rokok. di bilang dia tidak merokok lagi dan lalu mendatangi ivan sambil berkata "Ah elo Van".
Di lapangan merah ivan masih di sidang dan teman2 SR sepakat bahwa hukuman yang akan dilimpahkan pada ivan terhadap apa yang dituliskannya tentang mural yang tidak beres adalah membersihkan mural sambil memakai celana dalam saja. Ivan tidak setuju terhadap hukuman itu. Ivan berkata bahwa ia setuju membersihkan mural tapi ia berhak memakai baju yang ia ingin kenakan. Lalu terdengar suara motor yang keras sampai saya tidak mendengar sama sekali pembicaraan di lapangan merah. Miing kembali ke lapangan merah yang kemudian langsung menarik ivan dengan cepat ke arah luar lapangan merah. kami semua mngikutinya dan ketika di luar saya melihat ivan sudah di bawah di samping motor yang saya yakini bersuara keras tadi. Saya kemudian melepas kacamata ivan dan Miing tetap memukul kepala ivan. Miing lalu ditahan dan beberapa orang mengingatkan tentang TA pada miing. Lalu ivan diajak ke luar wilayah yang sedang panas itu. kami berhenti di sekitar wilayah selasar arsitektur. di sana ivan disidang sebentar lalu kami pergi ke daeranh kantin bengkok.
di bengkok, ivan menutupi matanya dan ditenangkan oleh darto. di sana masih ada beberpa anak SRdan PSIK (saya, ridwan, teja, hanna, gantar, dan harry). beberpa anak sr menyarankan agar ivan dibawa keluar sebelum dilihat oleh miing. tidak lama kemuadian miing lewat dengan motor bersama ijul ( anak SR juga yang besoknya akan sidang). lalu teman2 SR menyarankan lagi untuk membawa ivan ke luar. dan tidak lama kemudian, miing datang dan membawa ivan ke luar. Saya dan Hanna menyusul mereka dan kehilangan jejak. Kami akhirnya kembali ke PSIK.
Tidak lama kami di PSIK, Ivan akhirnya datang bersama Darto dengan hidung Ivan yang terlihat bengkok. Darto kemudian menawarkan untuk membawa Ivan ke rumah sakit. namun Ivan berkata tunggu sebentar dan masuk ke dalam sekre PSIK. Ivan lalu mengecek blognya dan mengapus blognya yang mengatakan bahwa KMSR dan Himafi ditunggangi komunis. Kami melanjutkan Obrolan tentang kejadian tadi bersama Darto. lalu ivan bertanya pada darto tentang dari mana teman2 SR membaca tulisan tentang mural karena ternyata tidak ada di blognya. dan setelah dipastikan lagi, ternyata ivan tidak menulis apa-apa tentang mural. setelah itu, ivan dibawa ke boromeus oleh Darto.
ps: gue lagi berusaha menahan senior psik dan temen-temen anak psik untuk menindak pemukul ivan sebelum ada pertemuan dengan para pelaku.
di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org
saksi 5 Difa
Pada malam hari tanggal 2 juli saya terbangun karena ada suara orang yang bernada tinggi diluar sekre PSIK ITB. ternyata di luar ada seorang pria yang sedang marah kepada saudara Ivan Sugiarto. seorang pria yang kini saya ketahui bernama tepu (entah nama sebanarnya atau bukan) meminta pertanggungjawaban Ivan terhadap apa yang ivan tuliskan di blognya tentang mural dan KMSR dan Himafi yang ditunggangi komunis. Ivan lalu meminta maaf dan mengakui bahwa dia salah menulis hal tersebut di blog. Ivan pun diminta ke KMSR untuk diminta pertanggungjawabannya.
Ivan dan Tepu kemudian meninggalkan sekre PSIK menuju ke KMSR lalu saya (difa), teja dan ridwan mengikutu mereka. Di jalan, saya menelepon Agung (Ganthar), Hari, dan Hanna untuk datang ke KMSR. sebelum saya sampai ke KMSR, saya melihat bob di kantin arsi dan ternyata sudah ada Ivan, Tepu, dan anak2 KMSR lainnya. di sana Ivan seperti di sidang terhadap apa yang ia tulis tentang KMSR dan Mural di blog. Mereka juga bertanya apakah Ivan masih menjabat sebagai ketua PSIK, lalu saya katakan bahwa tolong nama PSIK jangan dibawa-bawa di sini. dan ivan juga memperjelas dengan mengatakan bahwa ini adalah masalah personal dan ia menulis di blog tanpa persetujuan teman2 PSIK.
Agung lalu datang dengan membawa martabak dan menawarkannya ke anak2 yang ada di sana. keadaan semakin panas ketika panca datang dan mendengar cerita tentang ivan oleh anak2 KMSR (saya lupa siapa saja yang cerita kepada panca). Panca langsung emosi dan berkata dalam bahasa sunda bahwa ia panas dan mengatakan lebih baik diselesaikan di luar saja. semua semakin panas dan Darto (ketua KMSR) berusaha untuk menenangkan lagi. Karena kantin akan tutup, akhirnya kita semua pindah ke lapangan merah SR.
Di sana ivan dikerubungi oleh anak2 SR yang duduk di sekitar lapangan merah. Saya dan gantar berada di sekitar mereka untuk berjaga2 jika terjadi sesuatu pada IVan. tak lama kemudian Miing datang dengan celana pendek dan baju tak berlengan sambil senyam senyum. lalu tidak lama kemudian miing di belakang saya dan saya tawarkan rokok. di bilang dia tidak merokok lagi dan lalu mendatangi ivan sambil berkata "Ah elo Van".
Di lapangan merah ivan masih di sidang dan teman2 SR sepakat bahwa hukuman yang akan dilimpahkan pada ivan terhadap apa yang dituliskannya tentang mural yang tidak beres adalah membersihkan mural sambil memakai celana dalam saja. Ivan tidak setuju terhadap hukuman itu. Ivan berkata bahwa ia setuju membersihkan mural tapi ia berhak memakai baju yang ia ingin kenakan. Lalu terdengar suara motor yang keras sampai saya tidak mendengar sama sekali pembicaraan di lapangan merah. Miing kembali ke lapangan merah yang kemudian langsung menarik ivan dengan cepat ke arah luar lapangan merah. kami semua mngikutinya dan ketika di luar saya melihat ivan sudah di bawah di samping motor yang saya yakini bersuara keras tadi. Saya kemudian melepas kacamata ivan dan Miing tetap memukul kepala ivan. Miing lalu ditahan dan beberapa orang mengingatkan tentang TA pada miing. Lalu ivan diajak ke luar wilayah yang sedang panas itu. kami berhenti di sekitar wilayah selasar arsitektur. di sana ivan disidang sebentar lalu kami pergi ke daeranh kantin bengkok.
di bengkok, ivan menutupi matanya dan ditenangkan oleh darto. di sana masih ada beberpa anak SRdan PSIK (saya, ridwan, teja, hanna, gantar, dan harry). beberpa anak sr menyarankan agar ivan dibawa keluar sebelum dilihat oleh miing. tidak lama kemuadian miing lewat dengan motor bersama ijul ( anak SR juga yang besoknya akan sidang). lalu teman2 SR menyarankan lagi untuk membawa ivan ke luar. dan tidak lama kemudian, miing datang dan membawa ivan ke luar. Saya dan Hanna menyusul mereka dan kehilangan jejak. Kami akhirnya kembali ke PSIK.
Tidak lama kami di PSIK, Ivan akhirnya datang bersama Darto dengan hidung Ivan yang terlihat bengkok. Darto kemudian menawarkan untuk membawa Ivan ke rumah sakit. namun Ivan berkata tunggu sebentar dan masuk ke dalam sekre PSIK. Ivan lalu mengecek blognya dan mengapus blognya yang mengatakan bahwa KMSR dan Himafi ditunggangi komunis. Kami melanjutkan Obrolan tentang kejadian tadi bersama Darto. lalu ivan bertanya pada darto tentang dari mana teman2 SR membaca tulisan tentang mural karena ternyata tidak ada di blognya. dan setelah dipastikan lagi, ternyata ivan tidak menulis apa-apa tentang mural. setelah itu, ivan dibawa ke boromeus oleh Darto.
ps: gue lagi berusaha menahan senior psik dan temen-temen anak psik untuk menindak pemukul ivan sebelum ada pertemuan dengan para pelaku.
di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org
18 comments:
Heh... asal loe tau..
97 PSIK sudah tau semua
anjing banget tuh bocah2...
beraninya keroyokan di kandang sendiri... CHICKEN!!!
macam orang nangkap maling ayam aja, serat seret seenaknya, pembelajaran apa sih yg udah ditanamkan, sampe segininya kah membela sebuah institusi, ga ada bedanya ama orde baru
tolong!! jangan sampai "singa" Ical tau.. gw bakalan cuman disisain telinga kiri doang nih kayak sebelum-sebelumnya.... hehehe...
bersiap.. bersiap hei para polisi kampung (kan nangkep maling ayam) KAMI DATANG!
Wah, kayaknya mhsw skrg semakin gak ilmiah. Kok bicara yg tidak2 tanpa bukti yg jelas n main hakim sendiri. . Kayaknya boleh jg jd "hakim" untuk org-org yg terhukum.....!
penutupnya apa..gw denger dah ada pertemuan tadi malam..kaya ga pnh sekolah aja..ribut tuh pake otak dong..jgn pake otot..
Sebelum ada ganti rugi 1 Milyar, ngga ada kata BERES!
Atau 'BERES' itu maksudnya lampu ijo buat gue?
GUE DATANG !!!
Baru baca kisahnya 6 Juli 2007 4:36AM (subuh2 terbangun lalu lihat link YM Erik ke blog ini). Membuat gw bener-bener terhenyak LUAR BIASA. Membuat gw teringat dari mana gw berasal. Membuat gw prihatin karena masih saja banyak pengecut2 di kampus tercinta. Membuat gw tersenyum sinis, membayangkan apa yang akan (atau mungkin telah) dilakukan Andi, Aryo, Alga dkk, dan tentunya, kawan PSIK semua..
OTOT memang lebih mudah dan siap pakai daripada OTAK (buat para pengeroyok, tentunya) tapi harap diketahui, otot kalian pun belum tentu yang terhebat! Berhati-hatilah.
-Lenny, 2001-
GUA KECEWA BERAT !!! ini merupakan penghinaan secara tidak langsung kepada PSIK dan PENGHINAAN LANGSUNg Ke GUA !!!
Gua tau masalah dah beres...tapi tetap ini menyisakan kekecewaan besar dalam otak dan hati gua...TERUTAMA KEPADA ANDA SAUDARA MIING...CARILAH LAWAN YANG BISA MELAWAN..yang anda EKSEKUSI adalah PRESIDEN PSIK !!! MAsih Banyak orang PSIK yang bisa menjadi lawan tanding anda. dan tindakan anda berarti menunjukkan bahwa ANDA TELAH MENUSUK SAYA DARI BELAKANG !!! DAN ANDA TELAH MENGEKSEKUSI SAYA !!!
KEnapa juga gua ga dikasih tau sebelum sebelumnya...
GUA BENER BENER KECEWA !!!
wah..
Jujur gw bukan anak PSIK dan bukan anak lama ITB..
tp gw ga setuju banget dengan tindak kekerasan seperti ini..
gw salut sama lo ung..
bisa ngumpulin data-data kesaksian...
Mahasiswa..
Kata nya intelek..
kata nya terpelajar..
tp kok??
tanya kenapa..??
gw link blog lo ya..
Menolak orang berkomentar menurut saya itu namanya tirani.
Blog adalah ekspresi individu. Jadi ya..bebas-bebas aja bicara di blog.Tinggal orang menilai seperti apa penulisnya. Emang qta bisa nyantumin blog sbg pustaka TA??
*Soal mural, emang jauh lebih ga bagus dari mural sbelumnya.. Setidaknya ini pendapat beberapa temen gw jg. Kalo menurut gw ini nyambungnya ke degradasi ITB secara keseluruhan..(cara ITB merekrut mahasiswa)
Dari mana info penulisan mural di blog itu ya...
Sungguh tidak manusiawi, permainan fisik itu... Tapi salut buat Ivan Sugiharto yang berani bertanggungjawab dan sekaligus mempertahankan harga dirinya di hadapan orang-orang yang sakit hati dan sedang emosional.
Semoga hubungan SR-PSIK bisa membaik... Karena toh kasus ini menyangkut Ivan secara individu, bukan sebagai PSIK.
sorry nih, gw bukan anak KMSR, bukan anak PSIK, dan ga ada hubungan dengan kedua pihak tersebut. tapi udah denger2 beritanya.
napa yang namanya ical, tribas, oki, erik, ebonk jadi berisik sendiri?
jelas2 itu urusan presonal kan? kalopun ga personal, itu urusan ivan ma miing dkk, beberapa anggota kmsr ato kalau masi ingin jadi besar beritanya, kita sebut kmsr (walaupun saya tidak setuju ini menjadi masalah 2 organisasi) kan? bukan psik dengan miing(nama asli nih?) dkk, ataupun psik dengan kmsr.
udah gitu, tribas berkata 97 anak psik udah tau. terus kalo udah tau knapa?? mungkinkah ngefek terhadap kmsr yang jelas mempunyai massa lebih banyak, dan *maaf* memang terkenal brutal dari dahulu (saya lebih menyebutnya ekspresif).
saudara ical juga berkata
" ICAL PSIK 97 SAMPAI MATI !!! berkata...
GUA KECEWA BERAT !!! ini merupakan penghinaan secara tidak langsung kepada PSIK dan PENGHINAAN LANGSUNg Ke GUA !!!"
napa anda yang kerasa dihina? urusan anda kah? ataukah PSIK tidak memang hanyalah seonggok organisasi yang dikontrol oleh alumni? setau saya tidak. sebab jika iya, pandangan saya terhadap psik akan jatuh sejatuh2nya. *maaf*
dan, saya tidak kenal kepada pihak2 yang bersangkutan dengan masalah ini, ataupun yang mengisi komen disini. tetapi, masih menurut saya, apakah pihak2 yang bersalah di kmsr itu takut dengan nama anda?? ataukah akan terkencing2 mendengar nama anda?? menurut saya tidak segitunya. mungkin malah tidak ada efek apa2 buat mereka. yang ada di otak mereka mungkin hanya "oh, alumni turun nih? kasian amat". dan bila terjadi hal sebaliknya, saya pribadi jauh lebih merasa bahwa pihak kmsr sekarang ataupun alumni, pasti jauh lebih menyeramkan.
ps : tulisan ini tidaklah mengandung keinginan untuk memunculkan kekerasan lainnya, sebab itu penulis memakai anonymous disini. mohon dimaklumi.
menulis pendapat pribadi lantas ditonjok? it comes with the territory. perjalanan masih panjang untuk menjadi terlarut dan tumpul dalam kehidupan nan pragmatis. ah, mahasiswa.
ya rada2 wajar juga si. jangan sok suci juga lah kita. kalo lo ketemu orang trus bilang "mak lo perek ya?" pasti lo tonjok kan? yaah, kalo gw si gw tonjok. walaupun itu pendapat pribadi. euaheuehauehauehauea
sory gw juga pake anonymous, gak apa-apa khan?
Ya, buat anonymous sebelumnya: jangan sok ngatur dan sok suci jugalah.
menurut saya, pribadi Anda sangat menyeramkan dari pada bayangan Anda mengenai apa yang Anda tulis sebelumnya. *maaf*
Memang, orang yang sok tahu itu banyak berkomentar. *maaf*
walau saya tdk berkompeten nulis disini, tapi apakah dengan hasutan Anda ini membuat Saya takut? atau terkencing2, "Oh kasihan amat"
Apakah Anda ingin menerapkan standar moral Anda yang menjijikkan di sini? "luar biasa" ...
yah terserah saja.
Tokh Anda tinggal memainkan jari2 Anda. *maaf*
Maaf, bukan maksud saya untuk berpihak. juga tidak bermaksud untuk memprovokasi. sekedar mengingatkan saja agar kita menempatkan persoalan pada nilai2 yang wajar. *maaf*
tapi bukan berarti saya ingin memaksakan nilai2 dan pendapat saya ini seperti anonymous sebelumnya ya. Gak segitunya lah yaw...
ps : tulisan ini juga tidaklah mengandung keinginan untuk memunculkan kekerasan lainnya, sebab itu penulis juga memakai anonymous disini. mohon juga dimaklumi.
Salut sama sawung yang udah habis-habisan ngumpulin fakta dan membangun wacana. Salut juga sama Ivan yang mau tanggung jawab terhadap tindakannya.
Tulisan ivan dan pemukulan terhadap dia sama-sama tindakan reaktif. Hanya saja, bisa kita lihat siapa yang lebih cerdas dan menggunakan otak di dalam mengekspresikan ke"reaktif"annya. Itu bedanya orang terpelajar dan bukan. Hope we learn something from this.
si miing menghayati banget kayanya..
2008
Malu gua jadi anak itb. Malu. Apalagi kmsr, waduh kacau lah. Seharusnya senior menyikapinya secara dewasa, ini malah main tangan. Jadi orang harus bisa ngontrol emosi apapun situasinya. Ivan bukan seorang pecundang, tapi dia juga punya kesalahan. Sedangkan siapapun yg mukulin ivan entah itu anak sr angkatan brp juga sdh salah. Baca lagi peraturan itb, sdh pasti mahasiswa dilarang main tangan. Semoga kasus ini tidak terulang lagi. Berdamailah dengan sesama
Post a Comment