Sajak seorag tua untuk istrinya
Rendra
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkan pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega yang akan kita lunaskan
Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
karna setiap orang mengalaminya.
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh.
Hidup adalah untuk mengolah hidup,
bekerja membalik tanah,
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas
Bukannya demi sorga atau neraka
Tetapi demi kehormatan seorang manusia
Kerana sesungguhnya kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorang pun kuasa menghapusnya
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda
Dankenagkanlah pula
bagaimana kita dulu senyum senantiasa
menghadapai langit dan bumi, dan juga nasib kita
Kita tersenyum bukan kerna bersandiwara
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok
Tetapi kerna senyuman adalah sutau sikap
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama, nasib dan kehidupan
Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna!
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tapi bukan kerna kita telah terkalahkan
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa
Rendra
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkan pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega yang akan kita lunaskan
Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
karna setiap orang mengalaminya.
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh.
Hidup adalah untuk mengolah hidup,
bekerja membalik tanah,
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas
Bukannya demi sorga atau neraka
Tetapi demi kehormatan seorang manusia
Kerana sesungguhnya kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorang pun kuasa menghapusnya
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda
Dankenagkanlah pula
bagaimana kita dulu senyum senantiasa
menghadapai langit dan bumi, dan juga nasib kita
Kita tersenyum bukan kerna bersandiwara
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok
Tetapi kerna senyuman adalah sutau sikap
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama, nasib dan kehidupan
Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna!
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tapi bukan kerna kita telah terkalahkan
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa
Selamat ulang tahun ke-70 untuk mas Willy. seorang tokoh besar kesusateraan Indonesia . Satu dari enam tokoh drama Indonesia. Mas willy dengan teater mini kata. Perlawanannya kan rejim orde baru akan selalu terkenang. Sajak-sajak dan perlawananan yang dia lakukan salah satu yang menginspirasi gue. Sajaknya lugas dan tajam. Ini sebenarnya banyak memepengaruhi gue. Dibanding sajak sapardi yang manis kayak gulali gue suka yang punya mas willy. Saprdi sih manis penuh rayuan gombal. "membentur jidat penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan". Mas willy baru bagus, tapi ini sih soal selera.
di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org
No comments:
Post a Comment