Monday, March 27, 2006

Papua

anti kekerasan bukan hanya menolak untuk menembaknya
tetapi juga menolak kekerasan didalam
menolak untuk membenci

Empat orang polisi tewas dan 1 orang anggota TNI turut tewas juga. Demo papua kali itu memang brutal sekali. Gue liat rekamannya di kantor polisi Cisitu waktu ada sedikit urusan disana. Brutal gitu demonstrannya pake bawa-bawa parang dan batu segede-gede gaban. Polisi yang dihadapi dalmas yang senjatanya hanya pentungan rotan dan tameng PHH. Jelas ini ga imbang, apalagi polisinya dalam posisi yang terjepit. Polisi yang ada di kantor polisi naik darah gitu melihat teman-temannya dihabisi seperti itu.
Gue liat dari sana demonstrasi di papua itu sudah kehilangan simpatinya. Mereka mementang kekerasan dipapua tetapi memaki cara-cara yang amat sangat tidak bagus. Mahasiswa papua di beberapa kota didaerah di Indonesia kesulitan memperoleh dukungan dari mahasiswa lainnya. Penyebabnya isu yang mereka bawa adalah sebuah isu kedaerahan. Coba kalo mereka bawa isu soal ketidak adilan pasti akan lebih sukses. Ini pula yang menggagalkan perjuangan mahasiswa aceh. Mereka juga terlalu membawa sentimen kedaerahan. Coba yang mereka bawa isu ketidak adilan akan lebih menjual. Apalagi ini dibarengi dengan membenci ras lain dan mengagungkan ras sendiri. Perjuangan model begini sulit berhasil karena perjuangan model begini menafikkan golongan lain. Mereka bilang ini penindasan dari orang ****. Padahal kalo dilihat secara jernih ini bukan sebab orang ****. Di **** juga mengalami hal yang sama cuma bedanya mereka tidak berontak dengan senjata. Penindasannya sih sama aja, ga beda.

di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

1 comment:

ikram said...

Kalau kemarahan sudah tak tertahankan lagi,