Thursday, March 30, 2006

Objektifitas adalah non-sense

Akhirnya gw ikut diskusi FSK tanggal 9 maret di FSRD. Audifax dan Aminuddin th siregar berlaku sebagai pembicara. Niatin datang kali ini karena penasaran audifax itu kayak gimana sih. Diskusinya mengenai seni dan pornografi. Ucok (aminudin Th siregar) lansung membuka diskusi dengan bercerita sempat ke kantor polisi untuk jadi saksi ahli kasus agus suwage. Selama pemeriksaan ucok ngejelasin soal seni tapi polisinya ga ngerti-ngerti. Di DPR juga sama dua jam ngejelasin tetap aja anggota DPR nya tidak mengerti. Tapi kata bang ucok wajar juga. Di jerman aja seorang seniman jerman butuh 30 tahun buat ngejalasin seni ke reichtag (parlemen jerman). Sesudah 30 tahun barulah dia berhasil menampilakan karya seninya di gedung parlemen itu (berupa menutup gedung parlemen dengan kain).
Audifax bilang bahwa seni membingkai sesuatu yang luas sedangkan pengapresiasi meluaskan apa yang dibingkai dalam imaji pengapresiasi. Sempat keluar pendapat kalo konsisten dengan bidang ilmunya harusnya di MGB, guru besar dari FSRD berani berpendapat bahwa "nonsens objektifitas". (Maaf kalo kurang lengkap teman saya yang mencatat diskusinya sudah pulang dan belum mengetik ulang).
oh iya ada yang lupa. Saya jadi teringat ketika ibn sina pertama kali menggunakan mayat untuk mempelajari penyakit dan ilmu kedokteran dia dihujat dan dikafirkan. Sekarang semua fak kedokteran menggunakan mayat dalam pembelajarannya tanpa ada ulama yang protes dan diterima oleh para agamawan. Kalo ibn sina ga ngotot waktu itu dunia kesehatan jadi kayak gimana yak?

Sebelum dan sesudah diskusi sempat foto-foto pameran dari slovak yang kalo orang fanatik pasti dibilang pornografi. Dengan sengaja cari gambar yang telanjang-telanjang buat di foto.
foto pertama adalah audifax. foto 2 gw, echi dan avi
di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

No comments: