Sunday, December 04, 2005

Machbet

“Kepalsuan, penghianatan dan kekejaman yang marak dalam kehidupan kita dewasa ini dapat kita lihat dimensinya dengan lebih jelas, luas dan dalam. Macbeth tidak saja membantu kita melihat anatomi dan fisiologi kejahatan, melainkan juga secara metafisis/religius/kosmis”
Saini KM

Studiklub Teater Bandung (STB) memainkan sebuah karya klasik W. Shakespeare (1564-1616) yang berjudul Macbeth. STB merupakan teater modern tertua di Indonesia. Pementasan kali ini mangambil tempat di Gedung Kesenian Rumentang Siang.

Machbet merupakan karya tragedy Shakespare yang termashur disamping Othello, Hamlet dan King Lear. Ceritanya sendiri mengenai bagaimana Machbet memperoleh kekuasaan. Duncan raja Scotlandia sedang meghadapi pemberontakan. Peristiwa ini sulit diselesaikan oleh sang raja karena persoalannya kompleks, keterlibatn Hertog dan Raja Norwegia, dan juga yang penting keterlibat Machbeth dan Banquo dua orang panglimanya yang secara diam-diam ikut memberontak. Dengan di pengaruhi oleh istrinya, banguo, tukang tenun Machbet berhasil membunuh Duncan dan menjadi iapun menjadi raja. Machbet berhasil memfitnah para pengawal raja dan mengusir secar halus Malcolm anak Duncan. Namun setelah machbet berkuasa keadaan tidak menjadi semakin baik justru semkain buruk. Ia menjadi tiran, perilakunya banyak dipengaruhi oleh istri, penyihir dan tukang tenung. Ia bahkan mengutus pembunuh bayaran untuk membunuh Banguo dan anaknya. Baguo berhasil terbunuh tetapi tidak berhasil membunuh anaknya. Ditempat lain Malcom, Macduff seorang panglima Duncan dengaan dibantu pasukan inggris menyusun kekuatan untuk menggulingkan Machbeth. Setlah melewati pertempuran Machbeth berhasil dibunuh dan kepalanya di penggal. Malcolm berhsil menduduki singasana kerajaan Skotlandia yang ditinggal mati ayahnya. Kekuasaan yang diperoleh melalui kekerasan belum tentu lebioh baik dari kekusaan sebelumnya, kekerasan hanya kan melahirkan kekerasan lainnya, pembunuhan akan melahirkan pembunuhan lainnya.

Para pemainnya sangat bagus. Yang berperan sebagai Machbeth adalah Kang Yusep. Gue salut sama para pemain yang menggunakan bahasa sastra Indonesia yang penuh sangat sulit untuk dihapal kalo menurut gue apalagi untuk pertunjukan yang berdurasi panjang. Pementsannya sendiri memakan waktu kira-kira 2 ½ jam. Propeti dari pemain digarap dengan sangat baik. Pedang yang dipakainya ternyata merupakan pedang betulan bukan pedang kayu, ini menimbulkan efek yang sangat bagus ketika terjadi pertarungan suara pedang beradu sangat relistis,walupun agak mengerikan (pemainnya telihat sungguh-sungguh bertarung). Setting panggung yang digarap oleh seniman Diyanto. Kecepatan mengubah setting panggung hebat sekali dalam sekejap setting panggung bisa berubah dan dibawah lampu-lampu panggung terlihat seperti sungguahan settingnya.

Ada beberpa adegan yang bagus. Adegan penjaga pintu neraka bagus banget. Kata-katany menyengat telinga. Trus kata-kata ketika macduff mengetahui keluarganya dibunuh di bilang sama malcolm " ganti sedihmu jangan dengan air mata tapi kekuatan amarah"

foto: oki suryowahono
di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

No comments: