Monday, November 29, 2004

Tulisan udah lama pisan
Hujan Meteor Perseid

Tahukah Anda bahwa pada tanggal 12 Agustus 2002, kita akan disuguhi oleh kejadian alam spektakuler yaitu Hujan Meteor Perseid. Nama Perseid diambil dari nama salah satu konstelasi/rasi bintang di angkasa yaitu Rasi Bintang Perseus. Mengapa dinamakan Perseid? Karena hujan meteor ini seolah-olah berasal dari rasi Perseus. Jika Anda pernah mendengar “Hujan Meteor Leonid” (Leonid Meteor Shower), maka hujan meteor ini terjadi pada daerah rasi bintang Leo. Meteor adalah partikel-partikel kecil angkasa yang memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan lebih dari 72 km/detik dan akibat gesekan yang dialaminya partikel-partikel ini menjadi panas,terbakar dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.

Apa sih yang membuat banyak orang rela tidak tidur untuk melihat hujan meteor? Bayangkan jika dalam satu malam kita melihat meteor atau biasa disebut bintang jatuh dalam jumlah yang banyak. Hujan meteor ini mengakibatkan langit tampak indah oleh berbagai macam warna cahaya akibat gesekan batuan dengan atmosfer bumi. Betapa indahnya langit yang biasanya ‘hanya’ dihiasi oleh bintang dan bulan tetapi kali ini dihiasi oleh berbagai warna lain. Fenomena ini juga relatif jarang terjadi sehingga merupakan suatu keberuntungan jika bisa melihatnya. Apa sih hujan meteor itu? Hujan meteor yaitu meteor yang sangat banyak dalam satu waktu terlihat dari bumi. Hujan meteor terjadi karena orbit bumi melintasi daerah yang penuh dengan batuan. Batuan ini biasanya berasal dari ekor komet atau pecahan komet. Tetapi jangan khawatir batuan ini ukurannya kecil sehingga akan habis terbakar di atmosfer. Meteor ini akan tampak dilangit seolah-olah berasal dari satu titik. Dari satu titik ini menyebar ke arah radial. Hujan meteor dinamakan berdasarkan nama rasi bintang tempat titik tersebut berada. Hujan meteor perseid tampak di rasi bintang perseus. Hujan meteor perseid terjadi pada tanggal 25 Juli hingga 15 Agustus. Puncak dari hujan meteor perseid ini akan terjadi pada sekitar tanggal 12 Agustus. Pada puncaknya akan terlihat sekitar 60 meteor per jam. Jumlah ini memang tidak sebanyak hujan meteor leonid yang dapat mencapai mencapai 3000 meteor per jam. Ada lagi sebutan Badai Meteor (Meteor Storm) yaitu meteor yang terlihat mencapai 1000 buah meteor bahkan lebih. Badai Meteor pernah terjadi sekitar bulan November 2001 di rasi Leo yang peristiwanya dikenal sebagai Badai Meteor Leonid (Leonid Meteor Storm). Jadi dibandingkan dengan hujan meteor leonid, hujan meteor ini hanya gerimis saja. Menurut perkiraan para astronom puncak hujan meteor perseid tahun ini akan terjadi pada hari senin dini hari tanggal 12 Agustus. Hujan meteor perseid ini berasal dari sisa komet Swift-Tuttle. Pecahan komet inilah yang menyebabkan hujan meteor perseid. Hujan meteor perseid sendiri pertama kali tercatat diamati oleh bangsa cina pada tahun 36 Masehi. Adolphe Quételet seorang astronom Belgia pada tahun 1835 adalah orang pertama yang mencatat periode alami komet Swift-Tuttle. Sedangkan komet Swift-Tuttle yang menyebabkan ditemukan oleh astronom Italia Giovanni Schiaparelli pada tahun 1866. Komet ini orbitnya memotong orbit bumi dan pernah diperkirakan akan menabrak bumi tetapi kita beruntung karena penelitian lebih lanjut komet ini dipastikan tidak akan bertemu dengan bumi pada waktu yang sama. Bila benar komet ini menabrak bumi tidak dapat dibayangkan akibatnya akan lebih dasyat dari bom termonuklir. Hal tersebut tampak ketika planet Jupiter ditabrak komet Shoemaker-Levy yang mengakibatkan ledakan yang sangat besar. Ledakan komet Shemaker-Levy tersebut dapat tampak dengan jelas dari teleskop Hubble Hujan meteor perseid mudah diamati. Pada sekitar pukul satu dini hari arahkan pandangan ke arah timur. Di sana akan tampak sekelompok bintang kecil mengumpul. Kelompok atau gugus bintang itu disebut Pleiades atau disebut bintang tujuh atau tujuh bidadari. Kemudian geser pandangan anda ke arah utara. Rasi perseus terletak kira-kira setengah jarak antara arah horizon utara dengan bintang tujuh tersebut. Rasi perseus ini tampak di timur laut pada sekitar pukul satu dan akan tampak 45 derajat diatas arah utara horison pada pukul 5 pagi. Bulan baru memasuki fase awal sehingga cahayanya tidak terlalu mengganggu langit pada dini hari. Untuk wilayah Indonesia (daerah Jakarta khususnya), bulan terbit sekitar pukul 09.00 pagi sehingga sangat baik untuk melakukan pengamatan hujan meteor pada dini hari. Ada cara lain yang mudah yaitu pada pukul 03.00, lihatlah ke arah Timur. Anda akan melihat tiga buah bintang berdekatan yang letaknya segaris lurus. Itu adalah Rasi Bintang Orion. Rasi ini mudah dikenali namun terbitnya lebih lambat dibandingkan Rasi Bintang Perseus. Setelah Anda dapat mengenalinya, arahkan pandangan ke arah Timur Laut agak ke atas dari Rasi Bintang Orion (kira-kira 40 derajat). Persiapan untuk mengamati hujan meteor perseid mudah saja. Hujan meteor dapat diamati dengan mata telanjang. Anda tidak perlu begadang semalaman cukup bangun sekitar pukul satu dini hari. Tidak perlu teleskop atau binokuler untuk mengamati hujan meteor ini. Cukup siapkan kopi atau minuman penghangat. Pakailah jaket atau selimut karena pagi hari musim kemarau biasanya sangat dingin. Pilih tempat yang bebas dari halangan untuk melihat kearah langit bagian utara dan tidak terlalu banyak lampu. Dapat juga dengan cara naik ke atap rumah tapi ingat untuk berhati-hati. Sebaiknya melihat hujan meteor ini menggunakan kursi malas dan menghadap ke arah langit utara atau bisa juga tiduran dengan menyangga kepala. Minta teman-teman anda untuk turut serta juga keluarga anda. Beramai-ramai melihat hujan meteor menjadi pengalaman yang mengasyikkan. Hujan meteor ini juga merupakan sarana pendidikan yang baik untuk anak-anak. Siapakan anak-anak untuk bangun pada pukul satu. Anak anda akan mendapatkan pengetahuan lain bahwa alam ini menyimpan banyak keajaiban. Alam ini memang diciptakan Allah dengan penuh keindahan, mengapa manusia terus berbuat kerusakan?

No comments: