Friday, December 05, 2003

Pengkotaan bukan globalisasi
Ini pengalaman gw waktu mudik. Sebuah akibat dari pengkotaan terlihat jelas sekali di desa tempat nenek gw. Warga desa ini yang katanya sudah mengkota/modern telah salah menaanggapi kemajuan. Kemajuan berarti rumah-rumah besar, kendaraan dan gaya hidup kota. Kemajuan menurut arti para orang-orang yang di tahbiskan cendikia adalh perubahan dari gaya hidup dan pola pikir ke arah yang lebih baik. Bila kita kembali melihat apa yang mereka terjemahkan sebagai kemajuan terlihat sangat absurd. menerjemahkan rumah megah sebagi sebuah keberhasilan hidup di kota. Sedangkan mereka dikota hanya hidup di rumah petak ukuran 2x3 meter yang berisi 4-5 orang. Sedangakan masyarakat kota yang disini siartikan masyarakat yang hidup lebihlama dikota dan berpendidikan lebih mengutamakan "memewahkan" tempat tinggal mereka yang ditempati mereka. disini kegunaan rumah bagi masyarakat desa menjadi berubah. Rumah bukan berarti tempat berteduh dan tempat tinggal tetapi telah menjadi sebuah simbol dari sebuah status.
Ada sebuah hal lagi yang agak miris menurut gue. di kota masyarakat kota yang telah berpendidikan dan mungkin lebih kaya beranggapan pendidikan anak adalah segala-galanya. Puluhan sekolah mahal didirikan untuk memenuhi keinginan orangtua akan pendidikan yang berkualitas, walaupun kualitas tak berbanding dengan mahalnya biaya pendidikan. Belum lagi ribuan oarnag tua yang mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah di luar negeri. Masyarakat desa yang mengalami pengkotaan ternyata membiarkan anak-anak mereka tidak bersekolah, lebih jauh lagi mereka membiarkan anak-anak mereka tidak berpendidikan.

No comments: