Monday, May 23, 2011

Bi ipah




Bi Ipah ibu empat orang anak tinggal bersama anak-anaknya di babakan siliwangi Bandung semenjak dibuang/ditinggal suaminya disana. Bi ipah berasal dari Garut selatan. Selama beberapa waktu ini bi Ipah menjadi ibu buat anak jalanan yang tinggal di babakan siliwangi. Rabu 11 Mei terjadi sebuah pristiwa yang merubah kehidupan bi Ipah. Sebuah LSM bernama HAM ditenggarai membabat babakan siliwangi bandung dan menjual kapling-kapling untuk berjualan. Satpol pp pun datang dan menggusur markas LSM tersebut. Penggusuran tersebut tidak hanya menggusur LSM tersebut tapi juga menggusur bi Ipah. Kamis 19 mei 2011 satpol menggusur bangunan yang tersisa di babakan siliwangi. Bi Ipah pun bingung hendak kemana semenjak penggusuran itu.

Jumat 20 mei 2011 seoarang kawan bernama Aqli berusaha membantu bi Ipah pulang ke garut selatan. Aqli mendatangi dinas sosial kota Bandung untuk membantu kepulangan bi Ipah. Dinas sosial bersedia membantu biaya kepulangan sebesar 30 ribu tiap kepala asalkan ada surat keterangan dari kepolisian. Aqli pun mendatangi kepolisian. Ternyata kepolisian tidak bisa mengeluarkan surat keterangan semacam itu mereka menyarankan ke kecamatan. Petugas kecamatan menyarankan aqli ke kelurahan. Lurah bersedia memberikan surat keterangan dengan mengetahui camat. Ternyata dinsos tetap meminta surat keterangan polisi. Aqli pun menghubungkan kepala dinsos dengan pihak kepolisian. Polisi kekeuh tidak bisa memberikan surat keterangan. Ada apakah dengan birokrasi dinegeri ini? Dua lembaga pemerintah saling bertentangan dalam memberikan aturan? Bi Ipah sampai hari ini masih berada di babakan siliwangi tanpa kejelasan nasib. Hari ini Aqli akan ke dinas sosial lagi, mudah-mudahan diberi kemudahan mengurus kepulangan bi Ipah tanpa perlu surat keterangan kepolisian

foto: bung maqi
di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

1 comment:

UII Fans said...

Artikel yang menarik..
Makasih infonya..
Terus berkarya...:)