Monday, January 10, 2011

Cita-cita Siswa Akademi Tentara di Era Orde Baru

Di era orde baru sudah umum cita-cita mereka yang masuk akademi tentara bukan untuk menjadi prajurit profesional tapi menjadi bupati,walikota, gubernur, mentri atau pejabat BUMN. Saya dengar dari kawan disana saat ini sudah sedikit yang bercita-cita seperti itu lagi.
Komentar seorang kawan atas berita dibawa adalah "orba bangets masuk perwira tujuannya jadi pimpinan sipil :)) (pimpinan yang "dijatahkan")"

http://cetak.kompas.com/read/2011/01/10/0240582/dirut.pertamina.yang.pernah.dicita-citakan

KENANGAN PRESIDEN
Dirut Pertamina yang Pernah Dicita-citakan
Senin, 10 Januari 2011 | 02:40 WIB

Siapa yang menduga jika Mayor Susilo Bambang Yudhoyono saat masih menjadi Komandan Batalyon Infanteri 744/Satria Yudha Bakti di Timor Timur (sekarang Timor Leste), tahun 1984, hanya bercita-cita menjadi bintang dua atau setingkat mayor jenderal. Ia lalu pensiun dan menjadi Direktur Utama PT (Persero) Pertamina.

Namun, ternyata Tuhan berkehendak lain. Yudhoyono justru menjadi Presiden Indonesia dan berpangkat Letnan Jenderal tahun 1998. Ia pun memiliki pangkat tertinggi yang menjadi impian prajurit TNI, yaitu sebagai jenderal, beberapa tahun kemudian.

Bahkan, kini, sebagai presiden, Yudhoyono tengah menjalankan periode kedua kepemimpinannya bersama Wakil Presiden Boediono. Ia kemudian juga menjadi ”atasan” dirut BUMN, termasuk Pertamina, seperti yang pernah dicita-citakan itu. Yudhoyono pernah menjadi Menteri Pertambangan dan Energi dalam pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tahun 2000.

Itulah sepenggal cita-cita yang pernah dilontarkan Yudhoyono, yang diceritakan kembali oleh Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Waris saat memberikan laporan pada Syukuran Penempatan Flat Paspampres dan Penggunaan Rumah Pintar Setia Waspada di Desa Bojongnangka, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/1).

Kenangan yang disampaikan Waris itu terjadi saat ia sering melakukan operasi militer bersama Yudhoyono di daerah pegunungan di sebelah barat Timor Timur (Timtim) di kawasan Ainaro dan sekitarnya. Waktu itu Waris di Batalyon 745 berkedudukan di Los Palos, Baucau, Timtim.

Menurut Waris, selama empat hari, dukungan logistik bagi operasi militer yang dipimpin Yudhoyono terputus sehingga mereka harus berbagi dua dengan roti yang diperolehnya di perjalanan. ”Goreng kering tempe yang biasa Ibu Ani bawakan waktu itu juga sudah habis,” kata Waris lagi.

Tak pelak, dengan gaya yang ceplas-ceplos, laporan Waris mengundang banyak tawa dan senyuman sejumlah tamu sampai prajurit Paspampres yang berjaga di sekitar tenda besar acara Hari Bhakti Ke-65 Paspampres. Peringatan ulang tahun Paspampres diperingati pada 3 Januari lalu di Markas Paspampres di Tanah Abang II, Jakarta.

”Waris, saya tak mempunyai cita-cita yang tinggi. Cukup bintang dua dan terus menjadi Dirut Pertamina,” papar Waris saat mengisahkan cita-cita Yudhoyono waktu itu, tanpa tidak lupa meminta izin sebelumnya pada Presiden yang duduk di sebelah Wapres Boediono. Hadir pula Ny Ani Yudhoyono, Ny Herawati Boediono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Sekretaris Negara

Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan.

Waris melanjutkan ceritanya. ”Saat Bapak menjadi Mentamben, saya menghadap. Saat itu listrik di rumah byarpet. Saya bilang, dulu mau menjadi Dirut Pertamina, sekarang menjadi Mentemben, kok listriknya masih byarpet, Pak,” ujar Waris.

Yudhoyono menanggapi paparan Waris. ”Apa yang Pak Waris sampaikan adalah benar adanya,” katanya. Ia menyebutkan pula, Waris adalah salah satu ”macan” di tengah operasi militer Timtim. (Suhartono)




di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

No comments: