Sunday, June 22, 2008

Munir dan Pembunuhan Politik

Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Di udara - ERK


Om Muchdi Pr ditangkap polisi dua hari lalu dengan tuduhan sebagai pemberi perintah kepada polly. Penangkapan ini sesuai janji polisi untuk menangkap tersangka pada bulan Juni ini. Pengakapan ini cukup berani juga karena Om Muchdi termasuk termasuk orang kuat di Indonesia. Bareskrim sampe dijaga sama pelopor segala buat ngamanin, takut diserbu baret merah tampaknya.
Kasus Munir ini tamparan keras buat dunia intelejen pasca reformasi. Ditengah suasana yang makin demokratis bisa-bisanya sebuah sumber daya sebuah institusi negara dimanfaatkan untuk membunuh anak bangsa sendiri. Tidak bisa dibenarkan sebuah pembunuhan terhadap seroang warga negara idonesia kecuali orang tersebut berbahaya terhadap kepentingan/kelangsungan republik. Benarkan Munir berbahaya terhadap kelangsungan republik? Saya ragu terhadap penyataan Munir berbahaya terhadap kepentingan republik. Saya merasa bahwa munir justru berusaha menyelematkan kelangsungan republik dengan mengungkap kasus-kasus yang melibatkan orang-orang yang mengaku sebagai aparatur negara. Jikalau mereka mengaku bertindak untuk kepentingan republik ini kenapa mereka tidak menculik/melenyapkan orang-orang yang kabur keluar negeri membawa kekayaan republik ini. Jikalau mereka mengaku mencintai republik kenapa mereka membiarkan kayu-kayu milik republik lari begitu saja ke tetangga seberang. Membiarkan pasir besi, timah, minyak, silika dan lain-lain lari ke negara pulau itu. Dunia perang pikiran modern berganti ke bidang ekonomi apakah mereka yang mengaku membela republik itu tidak sadar akan arah ini?Jikalau mereka mengaku mencintai republik kenapa oknum yang mengorup/manipulasi pembelian alutsista tidak dihabisi padahal jelas-jelas mereka melemahkan pertahanan republik ini. Saya jadi mempertanyakan kecintaan mereka terhadap republik ini. Dunia perang pikiran modern berganti ke bidang ekonomi apakah mereka yang mengaku membela republik itu tidak sadar akan arah ini? Saya jadi meragukan kecerdasan mereka.


di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

No comments: