Wednesday, May 02, 2007

Demo Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ke ITB



Hanya mereka yang menuntut yang berhak memperoleh keadilan
MT Zen

Senin, 30 april 2007 momen sejarah yang tidak bisa dilupakan buat ITB. Hari itu masyarakat mendemo ITB tentang rencana pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Ratusan masyarakat gedebage mendatangi ITB yang bekerjasma dengan investor PT BRIL untuk membangun PLTSa. ITB yang membuat studi kelayakan pembanguna PLTSa.


Gue terlibat karena sebuah ketidaksengajaan. Gue dikasih tau pertama kali ketika gue sedang ikut acara peringatan hari bumi. Ada temen gue yang advokasi disana bilang bahwa mereka akan medemo itb. Mereka mendemo itb karena mereka menganggap ITB bertanggungjawab atas desain dan kelayakan dari PLTSa tersebut. Gue pertama kali mengira yang bikin rancangannya Prof Enri dari TL yang mengurus PLTSa. Ternyata saudara-saudara yang mengurus adalah dosen mesin Doktor Ari Darmawan Pasek dari lab termodinamika PAU. Untuk pesoalan lingkungannya Doktor Ari melibatkan mahasiswa S3 Tl pak wayan (cmiiw).


Hari minggu sebelum mereka demo gue ke Gedebage. melihat situasi dan bertanya-tanya ke masyarakat. Sempet ngobrol banyak dengan salah seorang masyarakat yang mengerti PLTSa. Die ternyata pernah ke jepang selama 4 bulan khusus untuk belajar di PLTSa. Die termasuk yang menentang pembangunan PLTSa di Gedebage. Die ngejelasin secara teknis PLTSa itu kayak gimana dan kenapa die menetang PLTSa di gedebage. PLTSa yang dibikinITB die bilang masih banyak cacatnya, banyak pertanyaan die tentang proses di PLTSa yang tidak bisa dijawab. Hal-hal teknis yang menentukan PLTSa tersebut disebut layak beroperasi dengan benar. Di jepang die bilang PLTSa jauh dari pemukiman dan ga semua sampah dibakar, ada pemilahan dulu. Biaya PLTSa juga mahal die ga yakin pemkot punya uang yang cukup untuk bikin PLTSa yang sesuai spesifikasi. Untuk mengganti truk sampah menjadi yang tertutup aja pemkot ga sanggup, ini bagian dari pltsa juga. Die bilang yang bikin studinya harusnya bukan orang mesin kayak Pak Ari tapi orang teknik kimia, die bilang yang ngerancang proses itu orang kimia, orang mesin bikin mesinnya aja (ini bener banget).

Di masyarakat ada juga yang mendukung PLTSa. Yang mendukung ini kebanyakan anak muda yang dijanjikan mendapat pekerjaan di PLTSa. Ada juga yang mendukung karena dikasih uang oleh orang-orangnya Dada Rosada walikota bandung. Yang menetang kebanyakan warga perumahan dan orang-orang yang berpendidikan, ada juga warga non-perumahan yang menentang tapi mereka kebanyakan diem saja maklum mereka orang kampung yang mendengar kata polisi saja sudah takut. PLTSa ini melanggar RTRW karena menurut RTRW wilayah itu bukan menjadi daerah pembuangan sampah daerah lain yang menjadi tempat pembuang sampah menurut RTRW kota bandung.

Demo yang berlangsung hari senin tersebut ga banyak di ikuti warga maklum hari kerja. Warga yang ikut banyak yang ijin dari tempat kerjanya untuk ikut demo kali ini. Ada juga anak-anak yang ikut berdemo. Warga yang ikut sekitar 150 orang. Ada juga warga yang datang di tengah hari pada jam istirahat kerja. Pertama mereka demo ke walikota kemudian dilanjutkan ke ITB diakhiri di Gedung Sate. Di ITB anak-anak PSIK berusaha menghubungkan mereka dengan pihak ITB. Sayang sekali Pak Ari dan Pak sugiharto yang berbicara didepan gerbang ke masyarakat dengan cara yang tidak baik sehingga masyarakat kecewa dan sedikit emosi. Padahal anak-anak sudah menyiapkan dialog antara masyarakat dengan pihak itb di dalam ruangan yang memungkinkan dialog berlangsung lebih baik. Sugiharto sebagai pihak juru bicara tim studi kelayakan bilang die hanyak mengikuti permintaan investor dan pemkot saja, kalau mau protes ya protes ke pemkot.

Kalo gue liat-liat kayaknya PLTSa ini bakalan dibilang layak. Tapi gue ga yakin pelaksanaannya bakalan kayak apa, bakalan banyak pemotongan disana-sini yang akhirnya mengorbankan masyarakat. Bisa juga kondisinya memburuk dan akan berakhir jadi bentrok antara masyarakat dengan pemerintah/investor kayak dibojong.

di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

5 comments:

ikram said...

Liputan yang bagus Wung.

rani said...

menarik.

ada kontaknya "masyarakat yg mengerti PLTSa" itu?

Anonymous said...

boleh pinjam foto-fotonya nggak untuk buku persampahan yang lagi saya buat ...

sawung said...

@rani
ada lu email gw aja


@rudy yuwono
boleh.
Di flick gw juga ada beberapa foto lagi.

priyatnadp said...

posternya makin banyak sekarang di berbagai sudut Bandung dengan mengatasnamakan macam macam ormas. Sepertinya lompatan yang terlalu jauh untuk ke PLTS, pemilahan sampah saja masih belum dilakukanari tingkat terkecil (rumah). kayaknya bisa memulai dari sini dulu deh. Tapi kenapa ya orang DPRD pada semangat banget, tapi saya ragu besar mereka bakal semangat terus.