Friday, January 19, 2007

Haji, kelaparan dan Nasi Aking

Jamaah haji indonesia kelaparan di padang arafah. Begitu judul berita ditelevisi, koran dan radio ketika musim haji kemarin. Wah sial betul jamaah haji Indonesia. Menurut kabar angin yang berhembus ini disebabkan karena katering haji yang dipilih tidak becus. Saya melihat ada hal yang berbeda. Menurut orang-orang yang sudah naik haji dalam ibadah haji ada semacam karma atas apa yang mereka perbuat ketika di tanah air. Macam-macam lah karmanya. Nah kelaparan kali ini menurut saya adalah karma. Ya karma karena orang-orang tersebut menggunakan uangnya untuk membiayai pergi haji dibanding untuk di sumbangkan ke tetangganya yang kelaparan dan terkena musibah. Ya mereka terlalu egois banyak orang makan nasi aking eh mereka menghabiskan puluhan juta untuk pergi ke arab sana. Belum lagi korban banjir, lumpur lapindo, korban phk etc. Ada 40 juta orang miskin di indonesia menurut sensus ekonomi BPS dan ada 100 juta menurut worldbank.
wahai para jemaah haji merenung dan berpikir lah yang dalam!


--
Seperti tanah, walaupun subur, ia takkan bisa produktif tanpa penyemaian. Demikian juga pikiran, tanpa budaya takkan pernah menghasilkan buah yang berkualitas. Seneca

2 comments:

Iman Brotoseno said...

saya suka nyai ontosoroh...kalau baca bukunya sambil ngebayangin karakter dia dan ' lekuk badannya' ..pasti cantik kayak ( sebagai nyai ) tapi cerdas, punya prinsip dan jujur..

mpokb said...

seharusnya ibadah haji boleh backpack :D nggak perlu paspor cokelat, dan terlalu banyak birokrasi jadinya mahal banget. ibadah haji sudah dijadikan komoditi yg akhirnya menonjolkan perbedaan kelas. tidak bisa disalahkan jemaahnya, karena ritual bersifat individual, seperti halnya pemahaman dan kebutuhan akan aspek2 lain dari agama yg sangat individual. agama merupakan kesepakatan antarmanusia sebagai pembumian nilai2 ilahiah. kalau ketidakadilan terlihat di kalangan umat beragama, mungkin proses pembumian nilai2 ilahiah itu memang belum selesai..