Tuesday, December 06, 2005

muram

wajar bila terucap nama mu malam ini
bukan sekedar tanya dalam diri sendiri
serasa terlintas slalu
wajah yang kian menawan
saat waktu berlalu
anginpun terasa sendu
senyuman yang temimpi
makin terasa kini

ku ingin hanyut dalam pelukanmu
- kuingin gigi-


Tiba-tiba saya mengingatkan seorang sahabat dengan masa lalunya yang muram. Sebuah ketidak sengajaan. Masing-masing kita mungkin punya masa lalu yang muram dan suram. Saya punya dan anda juga saya yakin punya. Masa lalu adalah masa lalu. Masa lalu jangan coba kita hapus dan tutupi, karena ia bisa menjadi alam bawah sadar kita. Masa lalu selayaknya dimaafkan. Memaafkannya walau itu sulit. Walau getir, pedih, muram dan gelap. Tetes-tetes air dan darah yang mengalir bersama waktu akan melegakan. Aku menyediakan hati, pikiran dan telinga untuk darah dan air matamu sobat kapanpun kamu mau.

Adapun ia bukan Tuhan. Tapi kita
Mungkin kau. Mungkin ia. Mungkin saya

di muntahkan oleh sawung@psik-itb.org

1 comment:

Anonymous said...

gw mensyukuri masa lalu gw...
mungkin sekarang membuat gw terlihat kacau balau dengan segala kebodohan tralala ini..
tapi suatu hari nanti pasti akan menjadi tangguh karenanya!!

hahahaha.. berubah!!