Thursday, September 15, 2005

Seribu kunang-kunang

Selasa 13/9 kemarin teater tangga dari jogja mementaskan lakon yang disadur dari cerpen Umar Kayam "Seribu kunang-kunang di Manhattan". Kali ini yang menonton ada anak-anak ITB. Ada oki, evan, agni, ilma, nuri, hendra dan kawan-kawan. Secara tak terduga saiful nonton juga besama seseorang wanita cantik, ehm siapa ya:) . Teater tangga cukup lumayan membawakan cerpen ini ke atas panggung. Dari awal kita disuguhi dialog-dialog. Pemain pementasan ini hanya dua orang saja. Satu berperan sebagai Jane satu lagi Marno. Stamina dialog dari para pemain patut diacungi jempol. Mereka berdua tahan dengan dialog-dialog panjang dan filosofis sepanjang pertunjukan. Perlu penghayatan yang sungguh-sungguh dari pemain untuk dialog-dialog intens itu dan tampaknya kedua pemain berhasil melakukan itu. Mereka berdialog terus tanpa ada lupa, atau lupanya di tutup improvisasi? I dunno. Dua orang ini menghayati betul perannya dan memang sepertinya ada sesuatu di luar panggung. Ceritanya sendiri dua jempol ( kalo ada lebih saya kasih lebih) untuk umar kayam. Cerita tentang dua orang kesepian dan keterasingan dikota besar. Kejadian yang dialmai banyak orang di kota-kota. Merka bertemu dan berdialog dalam kesepian dan keterasingnya masing-masing.

Ad adegan yang bikin Nuri terkejut. "Aku ga nyangka tenyata anak universitas muhammadiyah melakukan ciuman" (cat pemaun adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Padahal buasa aja nama islam yidak menjamin perilaku menjadi saleh sudah banyak contohnya. Ketika nonton di belakang saya tampaknya ada api cemburu dari seorang pria melihat seorang wanita menonton bersama pria lain. :p

No comments: