Sunday, September 18, 2005

Celebration (dogma 1)

Books Day Out balik lagi ke tempat awal mulainya. Yups kongsi ketiga toko buku altenatif untuk saling berkunjung dan melakukan piknik udah yang ke empat. Kali ini dilakukan di rumah buku. Dateng kesana buat nonton film ga beli buku karena ga punya uang euy dan ga ada buku yang lagi diburu. Disana ketemu sepasang kekasih yang sedang berkencan gelap. Hehehe, mreka sih ngakunya temen-temen yang lainnya ga mau diajak (Peace kram & Bat). Pas liat-liat buku melihat satu wajah yang cukup familiar. Hey-hey siapa nih, ooh sally, oh bona, oh deni.
Ini cerita film yang gue tonton:


CELEBRATION (Festen) [Thomas Vinterberg, Denmark, 1998]
Drama komedi gelap tentang sebuah acara reuni keluarga, pada ulang tahun ke-60 seorang ayah. Film ini penuh kejutan-kejutan. Ulang tahun ini dilakukan sesudah pristiwa bunuh diri dari seorang anak dair si ayah. Beberapa kejutan terjadi di pristiwa perayaan ini. anak lelaki tertuanya memberikan pidato yang mngejutankan semua anggota kelurarga yang hadir. Tadinya tidak ada yang percaya apa yang dikatakannya tetapi dibagian akhir ada sebuah surat yang membuat semuanya menjadi percaya dan terkejut. Dibagian akhir akhirnya si ayah kehilangan kewibawaan dan kehadirannya di keluarga besar itu tidak bisa lagi diharapkan. Ini adalah karya pertama gerakan Dogme 95, sebuah ideologi dalam membuat film dengan beberapa aturan ketat: kamera harus hand-held, tidak ada cahaya buatan, lokasi syuting harus natural, dsb. Hasilnya, sebuah karya yang jujur dan mengaduk emosi. Sisi gelap konflik keluarga berhasil dikemas menjadi kisah menarik dalam skenario yang kuat dan ketat. Riri Riza pasti sangat terpengaruh film ini ketika menggarap Eliana, Eliana (2002). Kritikus Roger Ebert menyebut Celebration sebagai, "Imagine Eugene O’Neill and Woody Allen collaborating on a screenplay about a family reunion. Now let Luis Buñuel direct it." Menyabet penghargaan Special Jury Prize di Cannes Film Festival tahun 1998.

Felm kedua:
BREATHLESS (A bout de souffle) [Jean-Luc Godard, France, 1960. b/w, 89 min. ]
Berkisah tentang seorang pemuda Prancis yang jatuh cinta dengan perempuan Amerika yang tinggal di Paris. Film ini memakai teknik editing jump-cut yang menjadikannya terasa begitu dinamis, gelisah, dan intim. Di tangan Godard (dulunya kritikus muda di jurnal film terkenal Cahiers du Cinema), film ternyata bisa menjadi sangat personal dan jujur. Film ini semacam opening salvo untuk gerakan French New Wave di Prancis, yang kemudian sangat berpengaruh pada sejarah sinema dunia. Sutradara bukan lagi sekadar perpanjangan tangan dari produser tamak, kepentingan studio besar, dan tema-tema megah. Film bisa tampil kasual, dan menjadi sebuah medium di mana sutradara benar-benar bisa membubuhkan "tanda tangannya". Dan Breathless telah membuka jalan ke arah itu.

No comments: