Saturday, September 24, 2005

anjing-anjing yang hilang

"Jika kenangan bisa dikalengkan, mudah-mudahan ia tak punya tanggal kadaluwarsa. Kalaupun ada, kuharap lamanya 10 ribu tahun."
-Chungking Express-*

Tiba-tiba aja teringat temen-temen SD dulu. Gue sd disamping rumah. Bukan SD favorit. Sd kampung aja. Nama SD-nya SDN Margahayu Selatan atau disebut juga SD Inpres. Sebagian besar penghuni dari SD ini adalah dari kalangan bawah. Ada beberapa temen gue SD yang drop out gara-gara tidak mampu dan orang tuanya sudah tidak sanggup membiayai hidup anaknya sehingga anaknya harus mencari uang sendiri. Di SD inilah gue liat sebenar-benarnya potret dari kemiskinan dan ketidakadilan di republik ini. Berbeda dengan teman-teman gue di SMA dan kuliah yang sebagian besar dari mereka datang dari kalangan anak orang kaya dan berpendidikan. Teman gue SD adalah dari kalangan paling miskin republik ini dan tidak berpendidikan. Ada orang tua dari temen gue yang tidak bisa baca, ada anak tukang becak, pemulung, buruh tani, tukang parkir, pedagang asongan, tukang ojek & lain-lain. Lu mungkin ga percaya ada diantara mereka yang rumahnya berdinding bambu, lantai tanah dan ga da listrik. Mungkin diantara mereka gue salah satu yang paling beruntung.
Bagaimana nsib temen-temen gie SD sekarang. Saiman alias bencong jadi pedagang kakilima dipasar bantar gebang. Dia disebut bencong gara-gara ditindik padahal ditindik gara dalam kepercayaan jawa kalau punya anak cowok padahal disangkanya lahir cewek maka cowok tersebut harus di tindik. Apli jadi buruh sesudah tamat stm, anak ini pernah masuk penjara gara-gara bawa senjata tajam. Ipul sentah dia sekarang jadi bromocorah atau jadi apa terakhir gue liat sekitar tujuh tahun lalu dia sedang menjual aqua di sebuah perempatan. Mahmud jadi tukang bersih-bersih disebuh apotek merangkap tukang parkir. Napi dan aloy jadi buruh pabrik. Aloy pernah terkena narkoba padahal dia dari dari kalangan ga mampu, gue ga kebayang dia dapet uang dari mana. Komariyah hanya sampe smp ga tau kabar selanjutnya. Beberapa temen cewek langsung kawin begitu selesai SMP. Udin ga tau dimana sekarang sesudah DO kelas 4 sd.
Ada beberapa orang yang mungkin bisa dibilang sedikit lebih beruntung kayak gue. Memet sekarang ada di Yaman masuk sekolah agama disana. Sampe sekarang masih di Yaman. Riska kalo ga salah anak ini sekolah akademi perikanan di Jakarta. Alam kabarnya dia kuliah tapi entah jadi atau engga soalnya keluarganya masih menaggung banyak anak lainnya sedangkan dia anak laki-laki pertama.
Sebagian besar dari teman gue SD hanya sampe SMP/sebagian lain sempet nyelesain SMA/STM. Sebagian besar mereka jadi rakyat kecil tertindas direpublik ini. Ketika gue liat temen-temen gua kuliah mereka sangat beruntung. Sekolah disekolah terbaik, ga punya kesulitan keuangan, ga pernah hidup susah dan punya fasilitas. Kemiskinan dan kebodohan yang gue liat dan rasakan di sekolah dulu ga dialami oleh temen-teman gua sekarang di ITB dan SMA 5 dulu. Temen gua kuliah dan sma bisa menghabiskan uang mereka dengan ringan dan berfoya-foya, dan gue tau orang tua mereka dapet uang dari sumber yang di pertanyakan.

*: diambil dari signatre koncret djambrong

No comments: