Saturday, August 27, 2005

Living Together

Lidahku kelu
aku tak bisa merangkai kata-kata
dihadapan para penyair
(sunaryo)

Selasar Sunaryo menggelar International Literary Biennale 2005 bareng TUK dan beberapa instutusi lain. Acara ini sedikit menimbulkan polemik karena om saut mempertanyakan kriteria pemilihan penyair yang dianggap tidak terbuka. acara kali ini dimulai dengan sedikit performance dari kelompok ketuk, not bad. Pada kesempatan kali ini Sunaryo sedikit melakukan performance, baru kali ini gue liat dia performance.
GM hadir juga malam itu. Dia sedikit berlaku curang dengan mengalihkan tugasnya berpetatah-petitih ke Nirwan Dewanto dan dia sendiri kabur entah kemana. Aku melihat malam itu GM terlihat renta sekali. Langit malam itu memperlihatkan kelam dan dinginnya.
Puisi-puisi dan cerpen-cerpen dibacakan dalam bahasa indonesia, belanda, jerman dan inggris. Diawali dengan Sony dan diakhiri olen Jan. AS Laksana sempat membacakan cerpen bergaya puisi, ada-ada saja makhluk satu ini. Orang-orang membacakan karya mereka masing-masing dengan impresif. MC sempet dikerjaiin sama ce australi gila yang berlagak seperti lesbi.
Diacara ini gue ketemu teman lama. Teman nonton entah sejak kapan. Temen junior di sma yang kenal kenal ketika sama-sama udah lulus. Cerita-cerita gila. Dia beruntung ketemu gue kalo enggak dia bakalan berkumpul bersama orang-orang tua. Diajak nonton dramanya Saini KM tapi lihat dulu slot waktu. Mmm teman nonton yg lumayan nich :) Janganan ada yang sirik ya :p

3 comments:

ikram said...

Hai Wung.

Nirwan Newanto itu mestinya Nirwan Dewanto bukan sih....

*sotoy*

Gua pengen ke Selasar, tapi nggak ada "temen nonton" Hehehe.

sawung said...

sorry nulisnya sampil ngelap2 hidung (musim flu euy). Di PSIK keyboardnya keren kram, sablonan dikeyboardnya udah pada ilang karena sering dipake. Bener2 dah harus hapal keyboard.

ikram said...

Eh, gua baru liat komentar lo atas komentar gua yang mengomentari tulisan lo.

Halah.

Hehe, keren juga tuh keyboard. Jadi bisa bikin cepet pinter ngetik.