Monday, June 13, 2005

Etika akademik

Seorang teman diputuskan bimbingan TA-nya di tengah jalan oleh dosennya. Sebabnya karena dia terkenal dan telibat PPAM Himafi. Ironi di ITB masih ada yang subjektif seperti ini. Seharusnya ITB sebagai institusi akademik yang mengedepankan kebenaran ilmiah tidak melakukan hal konyol semacam ini. Kalo kawan tersebut di tolak karena bodoh, mecontek, kriminal dan malas masuk akal. Tapi karena kasus yang ga ada hubungannya dengan etika akademik? Harusnya dosen tersebut harus dipecat sebagai akademikus karena berlaku yang tidak sesuai dengan etika akademik.

mencari kebenaran ilmiah

2 comments:

za said...

...Sebabnya karena dia terkenal dan telibat PPAM Himafi....

OS...OS... sudah sering sekali diangkat. Masalah klasik, yang seolah tak pernah habis. Jadi teringat kembali, dulu KOMPAS, dalam rubrik FOKUS, pernah mengangkat isu ini. Tajuknya kurang lebih, Budaya Primordial dalam Budaya Akademik (CMIIW). Ups, masih tersimpan di perpustakaan ku gak yah?

Salam Kali Pertama, Wung!

Anonymous said...

Saya juga sudah baca itu. Liputan kompas ada yang kurang tepat. Zaki fisika meninggal bukan karena OS. Kompas sudah tepat beritanya bahwa ITB kalah di pengasilan waktu itu melawan himafi. OS emang masalah klasik yang ga kan habis-habis dibahasnya.